Gerakan Non-Blok (GNB)

1.  Pengertian Gerakan Non-Blok (GNB)


Gerakan Non-Blok (GNB) adalah merupakan suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Organisasi Gerakan Non-Blok muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia, yaitu Blok Barat dan Blok Timur. Persaingan kedua blok terjadi pada masa perang dingin.
Blok Barat adalah sebuah istilah untuk menyebutkan negara-negara yang menganut ideologi liberalis. Ideologi liberalis artinya adalah paham yang bersifat bebas atau berpandangan luas. Pada masa perang dingin, istilah ini digunakan untuk menyebutkan negara-negara yang beraliran paham liberalis yang idealnya adalah Amerika Serikat beserta sekutunya. Mungkin dikarenakan kebanyakan negara beraliran liberalis merupakan negara barat makanya dikenal-lah istilah blok barat.
Blok Timur adalah sebuah istilah untuk menyebutkan negara-negara yang menganut ideologi Komunisme. Ideologi Komunisme artinya adalah paham yang politik yang menganut ajaran Karl Marx dan Fredrich Engels, yang mana ingin menghapuskan hak milik perseorangan kemudian menggantikannya menjadi hak bersama yang dikelola oleh negara.


2.  Latar Belakang Berdirinya Gerakan NonBlok 


Berdirinya GNB dilatarbelakangi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
  1. Munculnya dua blok yaitu Blok Barat dan Blok Timur yang bersaing untuk memperebutkan pengaruh dunia internasional. Blok Barat diikat dalam suatu pertahanan yang bernama NATO (North Atlantic Treaty Organization), sedangkan Blok Timur terikat dalam Pakta Warsawa.
  2. Adanya kecemasan negara-negara yang baru saja mencapai kemerdekaannya. Mereka merasa cemas karena persaingan antara blok adidaya tersebut. 
  3. Adanya Dokumen Brioni yang merupakan pernyataan dari presiden Josep Broz Tito (Yugoslavia). Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir) tahun 1956 di Pulau Brioni, Yugoslavia. Dokumen tersebut memuat prinsip-prinsip dasar untuk mempersatukan gerakan NonBlok. 
  4. Adanya pertemuan lima orang negarawan NonBlok di markas besar PBB dalam sidang Umum PBB ke-15 tahun 1960, kelima orang negarawan tersebut adalah sebagai berikut. 
- Presiden Sukarno, dari Indonesia 
- PM Jawaharlal Nehru, dari India 
- Presiden Gamal Abdul Naser, dari RPA/Mesir
- Presiden Kwame Nkrumah, dari Ghana.
- Presiden Josep Broz, dari Yugoslavia 
Mereka ini kemudian dikenal sebagai pendiri Gerakan NonBlok 
  1. Terjadinya krisis Kuba tahun 1961. Krisis ini terjadi karena Uni Soviet membangun pangkalan rudal di Kuba secara besar-besaran. Amerika Serikat merasa terancam dan memprotes tindakan Uni Soviet tersebut. Situasi dunia menjadi tegang, hal ini mendorong negara-negara Non Blok untuk segera menyelenggarakan KTT NonBlok.  

3.  Tujuan Gerakan NonBlok 


Tujuan Gerakan NonBlok semula adalah meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur. Dalam perkembangannya tidak hanya terbatas pada usaha perdamaian saja, tetapi juga berkaitan dengan hak asasi manusia, ekonomi dan hubungan antarbangsa. Adapun tujuan Gerakan NonBlok dapat dirinci sebagai berikut.
1. Berkaitan dengan Perdamaian Dunia
a.    Mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia dan hidup bergampingan secara damai.
b.    Menyelesaikan persengketaan antarbangsa secara damai.
c.    Mengusahakan tercapainya perlucutan senjata secara menyeluruh.
d.   Menolak adanya persekutuan militer.
e.    Menolak adanya pangkalan asing dan pasukan asing di suatu negara.
2. Berkaitan dengan Hak Asasi Manusia Menentang kolonialisme, rasialisme, dan apartheid.
3. Berkaitan dengan Ekonomi
  1.       Memperjuangkan kemerdekaan di bidang ekonomi dan kerja sama atas dasar persamaan derajat bagi keuntungan bersama.
  2.       .   Mengusahakan terwujudnya kerja sama negara-negara maju dan negara-negara

4. Berkaitan dengan Hubungan Antarbangsa
a. Mengusahakan hubungan antarbangsa secara demokratis.
b. Memelihara dan meningkatkan persatuan negara-negara Non Blok 

4.  Peran Indonesia dalam Gerakan NonBlok 


Indonesia sangat berperan penting dalam GNB, beberapa peran penting yang dilakukan Indonesia adalah sebagai berikut: 
  1. Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan GNB.
  2. Indonesia menjadi pemimpin GNB pada tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar KTT X GNB di Jakarta.
  3. Indonesia juga berperan penting dalam meredakan ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991.
GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir sebagai negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. 
Selain itu, diamanatkan pula bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia memilih untuk menentukan jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan persahabatan dengan seluruh bangsa. 
Sebagai implementasi dari politik luar negeri yang bebas aktif itu, selain sebagai salah satu negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan komitmen pada prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Pada masa itu, Indonesia telah berhasil membawa GNB untuk mampu menentukan arah dan secara dinamis menyesuaikan diri pada setiap perubahan yang terjadi. 

5.  Penyelenggaraan KTT Non blok

  1. KTT Non blok I di Beograd (Yugoslavia), 1-6 September 1961.
  2. KTT Non blok II di Kairo (Mesir), 5-10 Oktober 1964.
  3. KTT Non blok III di Lusaka (Zambia), 8-10 September 1970.
  4. KTT Non blok IV di Aljir (Aljazair), 5-9 Agustus 1973.
  5. KTT Non blok V di Kolombo (Srilanka). 16 – 19 Agustus 1976.
  6. KTT Non blok VI di Havana (Kuba), 3-9 September 1979.
  7. KTT Non blok VII di New Delhi (India), 7-12 Maret 1983.
  8. KTT Non blok VIII di Harare (Zimbabwe), 1-6 September 1986.
  9. KTT Non blok IX di Beograd (Yugoslavia), 4-7 September 1989.
  10. KTT Non blok X di Jakarta (Indonesia), 1-6 September 1992.
  11. KTT Non blok XI di Cartagena (Kolombia), 16 – 22 Oktober 1995.
  12. KTT Non blok XII di Durban (Afrika Selatan), 28 Agustus – 3 September 1998.


6.  Prinsip-prinsip Gerakan Non Blok


Adapun prinsip-prinsip GNB yaitu :
a.      Berpihak terhadap perjuangan anti kolonialisme;
b.      Menolak untuk ikut serta dalam berbagai aliansi militer;
c.       Menolak aliansi bilateral terhadap negara berkekuatan suore (super power country);
d.      Tidak memihak terhadap blok barat maupun blok timur;
e.       Menolak pembangunan pangkalan militer oleh negara adidaya di wilayahnya masing-masing.


          Pelaksanaan KAA I Bandung dipandang sebagai pendahulu untuk berdirinya GNB. Konferensi itu telah mampu menghasilkan prinsip-prinsip Perdamaian dalam bentuk kerjasama internasional, kebebasan atau kemerdekaan, serta hubungan antar bangsa dan negara yang diperlukan untuk kesejahteraan hidup manusia.
          GNB didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar Dasa Sila Bandung. Substansi Dasa Sila Bandung berisi tentang “pernyataan mengenai dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia”. Dasa Sila Bandung memasukkan prinsip-prinsip dalam piagam PBB dan prinsip Nehru, yaitu sebagai berikut:
a.       Menghormati hak-hak dasar manusia (HAM) dan tujuan serta asas-asas dalam piagam PBB.
b.      Menghargai kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa.
c.       Mengakui persamaan ras dan semua suku bangsa.
d.      Tidak melakukan intervensi atau campur tangan masalah pribadi negara lain.
e.       Menghormati hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara individual atau kolektif sesuai dengan piagam PBB.
f.     Tidak menggunakan peraturan diri pertahanan kolektif untuk bertidak dalam kepentingan salah satu negara besar.
g.      Tidak melakukan tekanan terhadap orang lain.
h.   Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau penggunaan kekerasan terhadap integritas territorial atas kemerdekaan politik suatu Negara.
i.      Menyelesaikan segala konflik internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum dengan cara damai lain menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam PBB.
j.        Memajukan kepentingan bersama dengan kerjasama Internasional.
k.      Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban Internasional.


7.  Dampak GNB terhadap Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Politik Negara Berkembang


          Dalam KTT GNB mencari perdamaian yang berkelanjutan melalui pemerintah global dan mewujudkan adanya rasa optimisme bahwa GNB dapat memainkan peran yang sangat penting dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas. Pentingnya GNB terletak pada kenyataan bahwa GNB merupakan gerakan Internasional terbesar kedua, setelah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
1.    Dampak GNB terhadap Kehidupan Sosial Negara Berkembang
GNB dapat mewujudkan eratnya hubungan kerjasama antara negara satu dengan negara yang lain. GNB juga berupaya untuk melestarikan lingkungan hidup, yaitu mengurangi pencemaran terhadap air, udara dan tanah dan perusakan hutan. Sehingga meningkatkan kesejahteraan bagi negara berkembang.
2.    Dampak GNB terhadap Kehidupan Ekonomi Negara Berkembang
Kerjasama antara anggota-anggota GNB dapat memiliki dampak positif pada situasi ekonomi dunia. Dengan menciptakan tata hubungan ekonomi Internasional yang masih seimbang, dan memperluas partisipasi negara-negara berkembang dalam proses pengambilan keputusan mengenai masalah-masalah ekonomi dunia. GNB membuat negara-negara anggota Non-Blok berjalan lancar tanpa hambatan. Jadi GNB ini meningkatkan program kearah tata ekonomi dunia.
3.    Dampak GNB terhadap Kehidupan Politik Negara Berkembang
KTT GNB I mencetuskan prinsip politik bersama, yaitu bahwa politik berdasarkan koeksistensi damai, bebas blok, tidak menjadi anggota pasukan militer dan bercita-cita melenyapkan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasi. GNB juga membantu Afrika Selatan dalam menghapus politik Apartheid.

Kesimpulan


Gerakan Non-Blok (GNB) adalah merupakan suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan Gerakan NonBlok semula adalah meredakan ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur. Dalam perkembangannya tidak hanya terbatas pada usaha perdamaian saja, tetapi juga berkaitan dengan hak asasi manusia, ekonomi dan hubungan antarbangsa. Negara – Negara yang terabung kedalam Gerakan Non –Blok ( GNB) bahu-mambahu  menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik. Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keangotaan PBB. 


SUMBER


Related Posts:

1 Response to "Gerakan Non-Blok (GNB)"